KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniayanya kepada kita semua, sehingga kita bisa berpikir dan memahami sesuatu yang bermanfaat bagi studi kita semua. Keperawatan Endokrin I merupakan salah satu cabang program studi keperawatan yang membahas tentang gangguan-ganguan perkembangan karena disebabkan oleh beberapa kelainan dari sisntesa-sisntesa hormon-hormon yang dihasilkan oleh organ-organ endokrin.
Makalah kami saat ini membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan gangguan pubertas. Hal ini sangat penting untuk kami kaji sebagai mahasiswa keperawatan, karena hal ini nantinya bisa menunjang dalam praktek klinik dan kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari makalah kami jauh dari sempurna, baik dalam hal materi, penyusunan materi, pengeditan, untuk kami dari kelompok III menginginkan kritik yang sifatnya membangun, dan kami ucapkan terima kasih pada teman-teman anggota kelompok yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini, dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih pada dosen pembimbing keperawatan Endokrin I, dan teman-teman dari kelompok lain.
Mataram, 26 April 2011
Kelompok III
DAFTAR ISI
Halaman judul … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 1
Kata pengantar … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. 2
Daftar isi… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang… … … … … … … … … … … … … … … … … …. .. 4
1.2 Tujuan … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 4
1.3 Rumusan masalah… … … … … … … … … … … … … … … … … .. 5
1.4 Manfaat… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. … 5
Bab II Pembahasan
1) Definisi … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 6
2) Etiologi … … … … … … … … … … … … … ... … … … … … .. 7
3) Pathofisiologi … … … … … … … … … .. … … … … … ... … … 9
4) Manifestasi klinik … … … … … … … … … … … … .. … … …. 15
5) Komplikasi … … … … … … … … … … … … … .. … … … … .. 16
6) Epidemilogi … … … … … … … … … … … … … .. … … … … . 16
7) Penegakanan dignostik … … … … … … … … .. … … … … …. 18
8) Penatalaksanaan … … … … … … … … … … … … … … … …. 24
9) Prognosa … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . 27
10) Proses keperawatan … … … … … … … …. … … … … … … … 27
Bab III Penutup
1.1 Kesimpulan … … … … … … … .. … … … … … ... … … …. … … … .. 35
1.2 Saran … … … … … … … .. … … … … … ... … … …. … … … … … …. 35
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.
Hingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti. Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks adalah gangguan organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan hormon reproduksi. Namun disamping itu, terdapat faktor psikologis (emosi) dan stressor lingkungan ekternal yang cukup memegang peranan.
1.2 Tujuan
1) Tujuan umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah keperawatan Endokrin I mengenai “Asuhan Keperawatan kline dengan gangguan perkembangan pubertas”.
2) Tujuan khusus
· Untuk mengetahui konsep dasar mengenai pubertas seperti:
a. Definisi
b. Etiologi dan klsifikasi berdasarkan penyebab
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinik
e. Komplikasi
f. penatalaksanaan
g. Perumusan diagnostik
· Untuk mengetahui mengenai proses keperawatan klien dengan gangguan pubertas.
1.3 Rumusan Masalah
· Bagaimana konsep dasar dari meningitis seperti:
a) Definisi
b) Etiologi
c) Pathofisiologi
d) Manifetasi klinik
e) Kompikasi
f) penatalaksanaan
g) Perumusan diagnostik
· Bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan pekermbangan pubertas !
1.4 Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini kita bisa mengetahui konsep dasar dari gangguan perkembangan pubertas prekoks, bagaimana anatomi dan kita bisa menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan perkembangan pubertas prekoks. Untuk itu kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya lebih jeli lagi nantinya dalam menganamnese perkembangan-perkembangan yang dimilki oleh setiap pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Definisi
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.
Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang dewasa dan telah memiliki kemampuan bereproduksi. Keadaan ini diinisiasi oleh sistem hormon dari otak yang menuju ke gonad (ovarium dan testes) dan meresponnya dengan menghasilkan berbagai hormon yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi atau transformasi dari otak, tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi dan organ-organ reproduksi lainnya, seperti organ genitalia (penis dan vagina) dan organ seksual sekunder lainnya (rambut pubis). Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remaja.3,4
2) Etiologi
1. Penyebab yang tergantung gonadotropin (GnRH-dependent precocious puberty)
a. Precocious puberty tanpa adanya Lesi pada CNS memiliki karakteristik: terdapat riwayat keluarga yang memiliki keluhan atau tanda seperti precocious puberty. Tidak terdapat lesi pada 92% dari anak perempuan yang terkena penyakit ini dan 50% dari anak laki-laki. Walaupun tidak terdapat lesi, kelainan ini bisa disebabkan oleh perkembangan beberapa syndrom, seperti sindrom Williams-beuren atau maternal uniparen disomi dari kromosom 14.
b. Pubertas praecox dengan kelainan CNS
1. Hemartoma Hipotalamus, mungkin disertai dengan lesi pada pusat tertawa, area vokal, atau karena tonic-clonic seizures
2. Tumor Hipotalamus lain (Glioma Hipotalamus, ciasma optikus, astrositoma, ependimoma, pinealoma, atau germ-cell tumor). Gejala yang menyertai adalah sakit kepala, perubahan visual, perubahan kognitif, gejala dan tanda dari defisiensi hormon pituitari posterior (menurunnya kecepatan pertumbuhan, poliuria atau polidipsia), fatigue,
3. Malformasi dari cerebral bisa menyertai hipotalamus-kista suprasellar arachnoid, hidrosefalus,displasia septo-optic, myelomaningocele, ektopik neurohipofisis.
4. Injury-Cranial irradiation, trauma kepala, dan infeksi.
2. Penyebab yang tidak tergantung gonadotropin (gonadotropin-independent puberty)
a. Sindrom McCune-albright. Paling banyak ditemukan pada wanita, progresif penyakit sangat cepat sehingga pembesaran payudara pun dengan cepat dan menstruasi terjadi sangat dini (sebelum atau bersamaan dengan berkembangnya payudara), pada beberapa kasus terdapat tanda-tanda hiperfungsi dari kelenjar endokrin (hiperkortisol dan hipertiroidisme), kolestasis, atau kelainan pada ritme jantung
b. Mutasi GNAS
c. Tumor
· Granulosa-sell tumor pada ovarium. Progresifitas penyakitnya cepat dan mungkin terdapat nyeri abdomen, tumor mungkin teraba pada pemeriksaan abdomen.
· Androgen-producing ovarian tumor
· Tumor pensekresi hCG. Simptom pubertas hanya pada laki-laki dan biasanya disertai dengan sindrom klinefelter
d. Kelainan adrenal
· Kongenital adrenal hiperplasia. Peningkatan produksi hormon androgen
· Tumor adrenal. Peningkatan hormon androgen dan pada beberapa kasus terdapat sekresi hormon estrogen pada tumor adrenal.
e. Kondisi akibat paparan agen eksogen
· Sex steroid. Manifestasi yang terlihat berfariasi, tergantung hormon yang terkena (estrogen atau androgen).
· Estrogn yang merusak kimia endokrin
f. Hiptiroidisme primer yang tidak ditangani. Terdapat tanda-tanda hipotiroidisme; pertumbuhan terhambat.
3. Variasi dari pubertas praecox yang jinak (tidak parah)
a. Nonprogressive precocious puberty. Pertumbuhan badan yang normal. Tanda pubertas bisa stabil atau progresifitas yang melambat. Bisa dilakukan tindak lanjut segera karena ditakutkan terjadi perkembangan penyakit.
b. Isolated Precocious thelarche. Perkembangan payudara bisa unilateral atau bilateral, khususnya terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun.
c. Isolated precocious pubarche. Terdapat perkembangan rambut pubis, sering disertai bau orang dewasa, rembut ketiak, arau jerawat.
d. Isolated precocious menarche. Perdarahan vaginal terisolasi tanpa perkembangan payudara dan rambut-pubis dan tanpa trauma genital; penting untuk dilakukan evaluasi klinis dari lesi vaginal (tumor atau benda asing di dalam tubuh). (Carel & Leger, 2008)
3) Patofisiologi precocious puberty
Precocious puberty didefinisikan sebagai perkembangan dari karakteristik seksual sekunder sebelum umur 8 tahun bagi anak perempuan dan 9 tahun bagi anak laki-laki. Terdapat dua tipe precocius puberty. Precocious puberty sentral diakibatkan dari pengaktifan dari hypothalamic gonadotropin-releasing hormone (GnRH) pulse generator-pituitary gonadotropin-gonadal axis (GnRH-dependent precocious puberty). Pada pseudoprecocious puberty, sekresi steroid sex tidak tergantung pada GnRH pulse generator; tipe gangguan ini dapat berupa isosexual atau kontraseksual. ( Fahmy et all, 2000)
Precocious puberty diklasifikasikan menjadi sentral-gonadotropin dependent, bila merupakan hasil maturasi dini dari hipothalamic-pituitary. Sentral percocious puberty merupakan 90% kasus dari percocious puberty yang lebih sering terjadi pada anak perempuan. Selain itu terdapat pula gonadotropin-independent puberty. Hal yang mendasari pubertas tipe ini adalah peningkatan sekresi steroid sex adrenal atau gonad serta akibat pajanan steroid eksogen. (Justin & Warne, 2006)
Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi onset pubertas anak. Nutrisi yang baik merupakan suatu penyebab penurunan usia pubertas. Obesitas pada anak berhubungan pubertas dini pada anak perempuan. Akan tetapi terdapat beberapa faktor lain yang juga penting dalam menimbulkan pubertas.(Andrew, 2006 )
Dari hasil penelitian pada anak-anak terdapat lesi dalam penjalaran sinyal yang melingkupi sinyal neural, hormon, reseptor, dan sinyal post-reseptor. Kadar sex steroid yang abnormal dapat berasal dari endogen (adrenal atau gonadal) atau sumber eksogen. Sumber dari sex steroid eksogen antara lain kontrasepsi oral, krim kulit, plant phytoestrogen, dan steroid anabolic. Jika sumbernya dari gonad, maka ketergantungan produksi sex steroid pada aktivitas gonad akan ditemukan. Gonadotropin terkait pubertas menigngkat akibat disregulasi sentral, yang menimbulkan overproduksi dari LH dan FSH atau produksi hormone ektopik ( biasanya neoplasma yang memproduksi hCG). (Andrew, 2006 )
Thelarche merupakan istilah yang digunakan untuk onset dari perkembangan payudara wanita, yang dikarakteristikan dengan nodul yang kenyal pada jaringan diseitar aerola yang biasanya dapat dirasakan sewaktu dilakukan palpasi. Pada anak perempuan yang overweight, palpasi dapat membedakan sex steroid-dependent breast (padat, nodular, dan kemungkinal kenyal) dengan jaringan lemak ( lembut, homogeny dan tidak padat). Premature thelarche didefiniskan sebagai perkembangan payudara tanpa disertai dengan pertumbuhan rambut seks, estrogenisasi dari mukosa vagina, akselerasi pertumbuhan linear, maturasi cepat dari tulang, bau tubuh orang dewasa ataupun perubahan tingkah laku khusus yang mengarah pada pubertas yang telah terjadi.( Stavros & Bao, 2007)
Adrenarche merupakan istilah untuk waktu munculnya tanda pubertas terkait androgen ( rambut pubis, acne, dan bau tubuh dewasa). Pada wanita adrenarche merupakan akibat dari aktivitas adrenocortical. Pada laki-laki, maturasi adrenal atau gonad dapat mendorong terjadinya adrenarche.(Andrew, 2006 )
Peningkatan nokturnal pada amplitudo dan pulse dari sekresi GnRH Hipotalamus merupakan suatu perubahan yang muncul saat pubertas terjadi. Sekresi GnRH dapat digunakan sebagai patokan suatu progresivitas seorang anak menuju masa pubertas. Fungsi normal GnRH tergantung pada interaksi antara kisspeptin dan GPR54, suatu reseptor G-protein yang merupakan suatu ligand untuk kisspeptin. Neurotransmitter lainnya seperti acetylcholine, gamma-aminobutyric acid, opioid peptides, prostaglandins, serotonin, dan hormon leptin dapat memodulasi onset dari pubertas anak. (Ameeta, 2010)
Pada centrally mediated precocious puberty (PP), saat hypothalamo-pituitary-gonadal axis teraktivasi secara prematur, gonadotropin serum mengalami peningkatan (gonadotrophin-dependent precocious puberty [GDPP]). Pola perubahan endokrin yang terjadi sama dengan pubertas normal (Ameeta, 2010).
Precocious puberty akibat kasus yang lain yaitu adrenal, testicular, ovarian, or exogenous hormones, sekresi hormon steroid sex terjadi secara autonom dan tidak bergantung pada pulse hypothalamic GnRH. Hanya terdapat sedikit regulasi feedback normal dan konsentrasi steroid sex meningkat, khususnya dengan kadar gonadotropin yang rendah. Keadaan ini disebut gonadotrophin-independent precocious puberty (GIPP). Perkembangan pubertal organ kelamin tidak mengikuti pola pubertas normal. Pajanan sex steroid yang panjang memeiliki efek maturasi dini ke hipotalamus dan dapat mempercepat onset dari pubertas sentral (Ameeta, 2010).
a) GnRH-dependent precocious puberty
Pubertas prekok sentral merupakan akibat dari aktivasi prematur hypothalamic GnRH pulse generator-pituitary gonadotropin-gonadal axis. Terdapat pola pubertas dari pembebasan LH yang merespon terhadap GnRH. Pasien memeperlihatkan suatu perubahan pubertas yaitu pematangan atau maturasi pada usia yang masih sangat muda. Penyebab yang paling sering adalah tumor di hipotalamus, khususnya hamartoma pada tuber cinereum, hidrosepalus, dan trauma pada system saraf pusat sebelumnya( Fahmy JL et all. 2000).
Seperti yang dijelaskan pada table disamping, gangguan pada hipotalamus atau pusat neurologis akan menimbulkan sekresi GnRH yang abnormal. Produksi secara autonom gonadotropin oleh adenoma pituitary jarang menimbulkan pubertas premature. Stimulasi gonad oleh hCG dari sel tumor dapat memperlihatkan gejala klinis yang mirip dengan penyakit sentral, tetapi tidak berhubungan dengan peningkatan LH dan FSH.
b) GnRH-independent precocious puberty
Pseudoprecocious puberty timbul akibat sekresi gonad/adrenal steroid yang tidak tergantung dengan stimulus sentral dari hypothalami-pituitary axis, pajanan iatrogenic pada steroid gonad,hCG atau LH. Perkembangan karakteristik seksual pada anak laki-laki yang tidak bergantung pada hypothalami-pituitary axis dapat muncul akibat sekresi dari androgen dari testes atau kelenjar adrenal atau lebih jaranga pada sekresi hCG atau LH yang berlebihan sehingga menstimulasi sel leydig untuk memproduksi testosteron. Penyebab yang paling sering adalah congenital adrenal hyperplasia akibat defisiensi 21-hydroxylase. Testoxicosis familial atau familial gonadotropin-independent sexual precocity dengan sel leydig dan sel germinal yang imatur merupakan sex-limited dominan autosom yang menimbulkan sekresi testosterone autonom dan spermatogenesis. Gangguan ini, yangmana menimbulkan tanda dari precocity pada laki-laki dimulai pada usia 2 tahun. Pada anak perempuan GnRH-independent isosexual precocity disebabkan oleh oestrogen yang berlebihan. Sel-sel folikular ovarium secara autonom mensekresikan oestrogen dalam kadar yang cukup untuk menimbulkan perkembangan payudara hingga menstruasi di usia dini. Tumor sel teka-granulosa merupakan tumor ovarium yang palng sering menimbulkan precocious puberty. Sindrom McCune-Albright dapat menimbulkan precocious puberty pada kedua jenis kelamin, tetapi lebih sering terjadi pada anak perempuan yang diakibatkan oleh hiperfungsi dari ovarium yang muncul akibat mutasi somatic pada stimulating guanine nucleotide binding protein of adenylate cyclase (cAMP), yang meningkatkan pembentukan cAMP yang akan meningkatkan aktivitas endokrin. ( Fahmy JL et all, 2000).
Gonadotropin-independent sexual precocity dapat muncul dari lesi anatomi atau fungsional. Tumor benign atau maligna dari korteks adrenal atau gonad yang dapat memproduksi sex steroid secara autonom. Kista follicular ovarium menimbulkan transien atau tanda persisten dari pubertas. Biasanya efek terkait estrogen seperti perkembangan payudara, maturasi mukosa vagina atau perdarahan per-vagina (Andrew, 2006 ).
Contrasexual precocious puberty jarang terjadi. Proses feminisasi pada anak laki-laki pre-pubertal dapat disebabkan oleh tumor oestrogen-secreting adrenal atau tumor testicular , late onset congenital adrenal hyperplasia, teratomas, chorioepitheliomas, exogenous oestrogens, serta aktivitas aromatase ekstraglandular yang berlebihan). ( Fahmy et all, 2000)
Defek biosintesis dari glukokortikoid menibulkan congenital adrenal hyperplasia dan suatu kondisi resistensi terhadap glukortikoid yang meninkatkan sekresi produksi adrenokortikal androgen akibat ACTH-induced. Hal tersebut menyebabkan premature adrenarche dan pertumbuhan tulang yang cepat pada laki-laki dan perempuan. ( Andrew, 2006 )
Hipotiroidisme jangka panjang dapat menimbulkan precocious puberty yang muncul akibat gonadotropin-like action dari thyroid-stimulating hormone oleh TSH atau aktivasi reseptor gonadotropin oleh TSH. TSH merupakan glikoprotein heterodimer lain yang memiliki bagian rantai alpha sama seperti gonadotropin. Hiperprolactinemia dapat muncul pada hipotiroidisme melalui tingginya konsentrasi thyrotropin-releasing hormone, yang dapat mensensitisasi ovarium (Andrew, 2006 )
Sejumlah lesi genetic pada enzim yang mensintesis hormone, reseptor, dan sinyal post-reseptor menimbulkan produksi abnormal steroid sex. Peningkatan kerja enzim aromatase yang mengkonversi androgen menjadi estrogen telah dilaporkan menimbulkan premature thelarche pada akan perempuan dan ginekomasti pada anak laki-laki. Mutasi pada reseptor LH menimbulkan tidak berkembangnya aktivitas sel leydig dan sindrom familial-male-limites precocious puberty/testotoxicosis. Sinyal constitutive yang berasal dari kompleks G-protein stimulatory yang termutasi menimbulkan McCune-Albright Syndrome. (Andrew 2006
4) Manifestasi Klinis
a. Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang memberikan petunjuk pasti apabila dialami pada usia kurang dari 9 tahun, antara lain :
· Payudara membesar.
· Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.
· Bertambah tinggi dengan cepat.
· Mulainya menstruasi.
· Tumbuh jerawat.
· Munculnya bau badan.
b. Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul saat umur kurang dari 10 tahun meliputi :
· Pembesaran testis dan penis.
· Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.
· Peningkatan tinggi dengan cepat.
· Suara memberat
· Tumbuh jerawat
· Munculnya bau badan
Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai Pubertas Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan diantara umur 6 bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang kemudian akan berhenti atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.
5) Komplikasi
Pertumbuhan abnormal, pada keadaan awal pertumbuhannya akan sangat cepat dan tingginya melebihi teman-teman seumurnya, namun karena maturasi tulang dipercepat, begitupula dengan cakram epifisis yang cepat menutup, sehngga pertumbuhannya juga segera berhenti dan akhirnya tubuhnya akan lebih pendek dari teman seumurnya saat mencapai umur dewasa. Hal ini dapat dicegah saat umur yang sangat mudah telah diatasi dengan terapi yang sesuai . (Mayo Clinic Staff, 2009)
Gangguan masalah sosial, terkait hubungan dengan teman seumur (peer- group), mereka sangat ingin untuk sama dengan teman-temannya, tidak berbeda, kebanyakan akan mengara pada keadaan depresi (Neil, 2009)
Sindrom Polikistik Ovarium. Pada anak- anak perempuan yang menarche sebelum umur 8 tahun, sangat memiliki resiko untuk terjadinya gangguan hormonal ini saat nanti memasuki masa pubertasnya.( Mayo Clinic Staff, 2009)
6) Epidemiologi
Precocious puberty cukup jarang ditemukan, insidensinya secara keseluruhan diperkirakan 1:5000 atau 1:10.000 kelahiran dimana rasio laki-laki dibanding perempuan adalah 10:1, 90%. Precocious puberty pada anak perempuan 90% disebabkan karena kelainan pada sistem saraf pusatnya (SSP) dan 50 % laki. Insidensi penyakit ini di Amerika Serikat adalah 0,01% - 0,05% per tahunnya dan paling banyak terjadi pada orang Afrika yang tinggal di Amerika dibandingkan anak berkulit putih. Dari tabel di bawah ini, didapatkan perbedaan menarche antara penduduk Afrika-Amerika dengan orang berkulit putih (Caucasian) dimana terlihat percepatan dari menarche pada anak Afrika-Amerika dibanding anak Caucasian. (Muir, Andrew. 2006 ).
7) Penegakkan diagnosis
a. Evaluasi
Langkah pertama dalam mengevaluasi anak dengan precocious puberty adalah dengan melakukan anamnesis riwayat keluarga secara lengkap (usia onset pubertas orangtua dan keluarga lainnya) serta riwayat personal, termasuk usia onset pubertas dan progresivitas manifestasi pubertas serta bukti-bukti lainnya yang mengarahkan kemungkinan adanya disfungsi sistem saraf pusat, seperti sakit kepala, meningkatnya lingkar kepala, gangguan visual, atau seizures. Pertumbuhan harus dievaluasi, karena progressive precocious puberty hampir selalu berhubungan dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi; kecepatan pertumbuhan yang tinggi dapat juga mempercepat onset manifestasi pubertas. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
Tahap perkembangan pubertas harus diklasifikasi sesuai yang telah digambarkan oleh Tanner. Pemeriksaan yang hati-hati dibutuhkan pada anak-anak perempuan yang mengalami obesitas untuk mencegah overestimating perkembangan payudara (Fig. 1). Perkembangan rambut pubis disebabkan oleh efek dari androgen, dimana dapat diproduksi oleh testes atau ovarium pada central precocious puberty. Pada anak-anak perempuan, adanya rambut pubis dengan tidak adanya perkembangan payudara mengarahkan ke gangguan adrenal, premature pubarche, atau paparan oleh androgen (Tabel 1). Pada anak-anak laki-laki, pengukuran volume testikular dapat mengarahkan ke penyebab pubertas; volume meningkat pada central precocious puberty seperti yang terjadi pada pubertas normal (Fig. 1) dan pada kasus peripheral precocious puberty akibat gangguan testikular (walaupun pada umumnya sedikit); volume menetap prapubertas pada gangguan adrenal, premature pubarche, dan penyebab lain peripheral precocious puberty. Pemeriksaan fisik harus termasuk penilaian tanda-tanda dari penyebab spesifik precocious puberty, seperti lesi kulit hiperpigmentasi mengarahkan ke neurofibromatosis atau McCune-Albright syndrome (Tabel 1). Perubahan pada precocious puberty telah dihubungkan dengan tingginya tingkat kecemasan pada anak-anak perempuan, dan evaluasi psikologis dapat berguna. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
b. Pemeriksaan Tambahan
Walaupun tidak ada algoritma berdasarkan bukti tersedia untuk mengarahkan pemeriksaan, evaluasi mekanisme dan potensi progresivitas precocious puberty umumnya direkomendasikan pada semua anak-anak laki-laki dengan perkembangan precocious puberty dan pada anak-anak perempuan yang memiliki perkembangan payudara yang cepat pada tahap 3 atau lebih tinggi atau pada tahap 2 dengan kriteria tambahan seperti meningkatnya kecepatan pertumbuhan atau yang memiliki gejala-gejala atau tanda-tanda yang mengarahkan ke disfungsi sistem saraf pusat atau peripheral precocious puberty. Tabel 2 di bawah ini meringkas gambaran-gambaran yang diidentifikasi dalam penelitian cross-sectional dan small longitudinal yang secara potensial berguna untuk membedakan antara precocious puberty yang progresif dan non-progresif. Khususnya ketika gambaran-gambaran ini tidak konsisten, pilihan terbaik adalah dengan menunggu beberapa bulan dan melakukan penilaian ulang untuk menghindari terapi yang tidak perlu. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
Tabel 2. Kriteria untuk membedakan bentuk progresif dan non-progresif precocious puberty pada anak perempuan | ||
Kriteria | Progressive Central Precocious Puberty | Non-progressive Precocious Puberty |
Klinis Progresifitas melalui tahap pubertas Kecepatan pertumbuhan Usia tulang Prediksi tinggi badan dewasa | Progresifitas dari satu tahap ke tahap selanjutnya dalam 3-6 bulan. Meningkat (kira-kira 6 cm/tahun). Biasanya lebih tua setidaknya 1 tahun. Di bawah rentang tinggi target atau menurun pada serial determination. | Stabilisasi atau tidak progresifnya tanda pubertas. Biasanya normal sesuai usia. Biasanya dalam 1 tahun dengan usia pasien Dalam rentang tinggi target. |
Perkembangan Uterus USG pelvis* | Volume uterus > 2,0 ml atau panjang > 34 mm, pear-shaped uterus, penebalan endometrium (endometrial echo) | Volume uterus ≤ 2,0 ml atau panjang ≤ 34 mm; prapubertas, tubular-shaped uterus. |
Kadar Hormonal Estradiol LH puncak setelah stimulasi GnRH atau agonis GnRH** | Biasanya kadar estradiol terukur dengan perkembangan pubertas yang lebih. Dalam rentang pubertas. | Estradiol tidak terdeteksi atau dekat dengan batas deteksi. Dalam rentang prapubertas. |
Kriteria ini dikembangkan untuk memisahkan progressive central precocious puberty (dikarakteristikkan oleh aktivasi aksis gonadotropik yang berlanjut) dari non-progressive precocious puberty (dimana aksis gonadotropik tidak teraktivasi). GnRH : gonadotropin-releasing hormone, dan LH : luteinizing hormone. | ||
* USG pelvis lebih sering digunakan di Eropa daripada US. Perkembangan uterus menggambarkan paparan estrogen yang berlanjut dan merupakan tanda progressive puberty. ** GnRH tidak tersedia di US untuk digunakan dalam tes. |
c. Usia Tulang
Referensi atlas seperti salah satunya oleh Greulich dan Pyle dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari steroid seks pada maturasi epifiseal; usia tulang pasien dengan precocious puberty umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan usia kronologis mereka. Usia tulang juga dapat digunakan untuk memprediksi tinggi badan dewasa, walaupun akurasinya rendah (dengan 95% interval konfidensi kira-kira 6 cm di bawah hingga 6 cm di atas nilai prediksi), dan prediksi dapat menyebabkan overestimate tinggi badan dewasa. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
d. Pengukuran Hormonal
Kadar steroid seks sebaiknya diukur pada pagi hari, dengan menggunakan assays yang memiliki detection limits diadaptasi dengan nilai pediatik (Tabel 3). Sebagian besar anak laki-laki dengan precocious puberty memiliki kadar testosteron plasma pada rentang pubertal. Pada anak perempuan, kadar estradiol serum sangat bervariasi dan memiliki sensitivitas yang rendah untuk mendiagnosis precocious puberty. Kadar estradiol yang sangat tinggi (di atas 100 pg/ml [367 pmol/L]) umumnya mengindikasikan kista atau tumor ovarium (Tabel 1). Pengukuran gonadotropin (berdasarkan ultrasensitive assays) merupakan pusat dari diagnosis. Baku standar untuk evaluasi adalah dengan pengukuran gonadotropin setelah stimulasi dari GnRH (dimana tidak tersedia di US) atau GnRH- releasing hormone agonist. Kadar LH puncak 5-8 IU/L mengarahkan ke central precocious puberty, tetapi terdapat overlap antara nilai prepubertas dan pubertas awal. Pengukuran LH secara acak telah disarankan menjadi alternatif; pada penelitian, kadar pengukuran secara acak 0,3 IU/L dan lebih telah dilaporkan menjadi 100% spesifik untuk kadar puncak di atas 5 IU/L. Walaupun begitu, bila kadar LH tidak terevaluasi secara jelas, direkomendasikan untuk mengkonfirmasi diagnosis progressive central precocious puberty dengan tes stimulasi sebelum memulai terapi. Pengamatan harus dilakukan ketika menginterpretasi kadar gonadotropin pada anak-anak yang lebih muda dari 2 atau 3 tahun, karena kadar gonadotropin seara normal tinggi pada kelompok usia ini. Pengukuran acak FSH tidak berguna, sejak FSH sedikit berpengaruh terhadap pekembangan pubertas. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
e. Pelvic or Testicular Ultrasound Scans
Pada anak-anak perempuan, USG pelvis dapat membuktikan adanya kista atau tumor ovarium. Perubahan uterus akibat paparan estrogen dapat digunakan sebagai indeks progresivitas pubertas, tetapi jarang dilakukan di US daripada di Eropa. Volume uterus lebih dari 2,0 ml telah dilaporkan memiliki 89% sensitivitas dan spesifitas untuk precoccious puberty. USG testicular dapat mendeteksi tumor sel Leydig yang tidak terpalpasi dan harus dilakukan pada kasus volume testikular asimetris atau peripheral precoccious puberty. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
f. Brain Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pada semua kasus progressive central precocious puberty, MRI otak harus dilakukan untuk menentukan ada tidaknya lesi hipotalamik (Table 1). Prevalensi lesi seperti ini lebih tinggi pada anak laki-laki (40-90%) daripada perempuan (8-33%) dengan precocious puberty dan lebih rendah ketika pubertas dimulai setelah usia 6 tahun pada anak-anak perempuan. Telah disarankan bahwa algoritma berdasarkan usia dan kadar estradiol dapat menghilangkan kebutuhan penggunaan MRI pada sepertiga anak-anak perempuan, namun cara praktis ini belum divalidasi dengan ekstensif. (Carel, J. & Leger, J 2008)
8) Penatalaksanaan
a) Central Precocious Puberty
Agonis GnRH diindikasikan untuk progressive central precocious puberty. Obat ini bekerja dengan menyediakan stimulasi pituitary gonadotrophs yang berlanjut, mengarah ke desensitisasi dan menurunkan pelepasan LH dan, lebih sedikit, FSH. Beberapa agonis GnRH tersedia dalam depot forms (Table 4). Pada suatu penelitian, penggunaan agonis GnRH secara konsisten menyebabkan stabilisasi atau tidak progresifnya gejala-gejala pubertas. Penekanan LH akibat respon terhadap GnRH atau agonis GnRH, atau penekanan respon setelah injeksi depot preparation (dimana mengandung fraksi agonis GnRH bebas) mengindikasikan bahwa terapi memiliki efek yang diinginkan. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
Tidak ada data yang meninjukkan penilaian terkontrol terhadap hasil jangka panjang terapi GnRH untuk central precocious puberty. Lebih dari kira-kira 400 anak perempuan yang menerima terapi seperti ini hingga usia rata-rata 11 tahun, rata-rata tinggi dewasa sekitar 160 cm; rata-rata kelebihan prediksi tinggi pada beberapa pasien, rentang dari 3-10 cm. Kelebihan tinggi individu diperkirakan bervariasi tetapi dihitung pada prediksi tinggi dasar, dimana tidak terpercaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelebihan tinggi yaitu termasuk usia tulang dasar (ditandai usia tulang yang lebih tua berhubungan dengan lebih pendek tinggi dewasa) dan, pada beberapa pasien, durasi terapi (dengan usia yang lebih muda memulai terapi dan durasi terapi yang lebih lama berhubungan dengan kelebihan tinggi). Waktu yang optimal untuk menghentikan terapi belum diketahui, tetapi analisis retrospektif mengarahkan bahwa pemutusan terapi pada usia 11 tahun berhubungan dengan hasil tinggi yang optimal (tidak ada kelebihan yang signifikan dengan melanjutkan terapi). Manifestasi pubertas umumnya muncul kembali dalam bulanan setelah terapi agonis GnRH dihentikan, dengan rata-rata waktu untuk menstruasi yaitu 16 bulan. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
Tatalaksana dapat berhubungan dengan sakit kepala dan gejala menopause (seperti hot flushes). Komplikasi lokal, termasuk abses steril pada daerah injeksi, muncul pada 3-13% pasien. Massa lemak dapat meningkat dengan terapi, sedangkan densitas tulang dapat menutun. Kekhawatiran telah meningkat mengenai kemungkinan risiko obesitas dan osteoporosis, tetapi penelitian longitudinal mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas tidak meningkat selama atau setelah terapi dan densitas tulang normal setelah terapi. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
Untuk kasus-kasus dimana precocious puberty disebabkan oleh lesi sentral (contohnya, massa atau malformasi), penanganan terhadap penyebab lesi umumnya tidak memiliki efek terhadap progresifitas perkembangan pubertas. Hamartoma hipotalamus sebaiknya tidak diangkat secara bedah dengan tujuan menagani precocious puberty. Ketika precocious puberty berhubungan dengan adanya lesi hipotalamus, dapat menyebabkan progresifitas hingga defisiensi gonadotropin. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
a) Peripheral Precocious Puberty
Tindakan bedah diindikasikan untuk tomor gonad. Aturan kemoterapi dan radioterapi post operasi pada tumor sel granulosa di ovarium pada tahap I atau setelah reseksi lengkap belum diketahui. Untuk kista ovarium yang besar (dimana volume lebih dari 20 ml [diameter 3,4 cm] dan terutama dengan volume lebih dari 75 ml [diameter 5,2 cm]), pungsi harus dipertimbangkan karena risiko adnexal torsion. Jika ada paparan steroid seks eksogen, harus disingkirkan. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
Aromatase inhibitors telah digunakan untuk menginhibisi produksi estrogen, dan selective estrogen-receptor modulators telah digunakan untuk mempengaruhi kerja estrogen pada McCune–Albright syndrome. Data terbatas dari penelitian tidak terkontrol menyatakan bahwa strategi ini telah efektif pada beberapa kasus. (Carel, J. & Leger, J, 2008)
9) Prognosis
Prognosis dari pasien ini tergantung dari penyebab utama dari precocius puberty ini. Menstruasi akan berhenti, sekalipun telah diberikan terapi namun, hal ini hanya kan berlangsung kurang lebih selama 2 minggu. Sedangkan, pertumbuhan glandula mammae, testes, rambut pubis dan phallus (bagian yang akan berkembang dan membesar menjadi glans penis dan klitoris) akan berhenti dan akan mengalami regresi. Pertumbuhan dan maturasi dari otot-otot juga tidak berkembang sesuai dengan usia anak tersebut. Serum testosteron dan estradiol konsentrasinya akan berkurang pada level prepubertal. Namun setelah usaha terapi berhasil, dan dihentikan, keadaan pada penderita akan kembali normal seperti pubertas normal. (Muir, 2006).
10) Proses keperawatan
a) Pengkajian
1. Keluhan utama
Terjadi pertumbuhan sekunder secara cepat, pada pria dan wanita, seperti pertumbuhan rambut pubis, payudara yang membesar dan lain-lain
2. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat menyatakan perkembangan kejadian pubertas dini, antara lain pertumbuhan payudara, pembesaran falik, rambut tubuh, rambut wajah, jerawat, bau badan dan pembesaran suara.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dapat menunjukkan trauma kepala, pajanan terhadap steroid atau gonadotropin atau masalah-masalah, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan atau inkoordinasi motorik.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga dapat menunjukkan prekoks pubertas, hyperplasia adrenal congenital, neurofibromatosis dan penyakit tiroid. Riwayat keluarga mengenai neurofibromatosis, sclerosis tuberus dan sindrom Mc. Cune Albright
5. Pengkajian psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
a) Pemeriksaan fisik
1 Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, cenderung terus mengantuk, ketidak mampuan/kurang keinginan untuk aktif atau melakukan latihan teratur
Tanda : peningkatan kecepatan jantung/pernafasan dengan aktivitas
2 Sirkulasi
Gejala : riwayat factor budaya/pola hidup mempengaruhi pilihan makanan. Berat badan dapat/tak dapat diterima sebagai masalah. Makanan menghilangkan perasaan tak senang, misalnya., kesepian, frustasi, kebosanan. Persepsi gambaran ini sebagai tak dapat diinginkan. Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan (dapat menyabotase upaya pasien)
3 Makanan dan Cairan
Gejala : merencanakan makanan dengan normal/berlibahan. Percobaan dengan berbagai tipe diet dengan berbagai/hasil sedikit. Riwayat berulang penurunan dan peningkatan berat badan.
Tanda : berat badan tak tepat dengan tinggi bedan. Tipe tubuh endormofik (halus/sekitar). Gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan kebutuhan (contoh, perubahan pola hidup dari aktif menjadi tak berolah raga, penuaan).
4 Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri atau ketidak nyamanan pada sendi yang menopang berat badan atau tulang belakang.
5 Pernapasan
Gejala : dyspnea
Tanda : sianosis, distress pernafasan (sindrom pickwickian)
6 Seksualitas
Gejala : gangguan menstruasi, amenorea
7 Neurosensori
Gejala : adanya riwayat tumor adrenal, nyeri kepala.
b) Diagnosa keperawatan dan perencanaan
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan | |
Tujuan : · Dalam waktu 3x 24 informasi dapat di terima klien Kriteria hasil : · Menyatakan tanggung jawab untuk belajar sendiri · Mulai mencair tentang nutrisi dan cara mengontrol badan · Menyatakan pemahaman kebutuhan untuk perubahan pola hidup untuk mempertahankan/mengontrol berat badan. · Membuat tujuan individu dan rencana untuk percapaian tujuan tersebut | |
Intervensi | Rasionalisasi |
Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang perawatan kesehatan di rumah | Mengetahui tingkat pendidikan dan pengetahuanakan memudahkan perawat memberi informasi yang sesuai dengan kondisi klien |
Jelaskan tentang pentingnya perawatan kesehatan di rumah pada klien dan kluarga | Agar klien mampu beradaptasi dan dan mempunyai kemampuan menghadapi penyakit |
Berikan informasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah | Kata-kata yang dapat mempertahankan masukan makanan |
Fasilitasi anggota keluarga untuk mengespresikan perasaannya terhadaf cemas, perasaan bersalah, karena hal ini sering membantu mereka | Akan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya. |
Berikan mereka informasi tentang pengobatan dan perawatan | Mengajarkan klien dan keluarga tentang tehnik menurunkan stres, bekerja sama dalam proses pemberian keperawatan |
2. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri.
Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri | |
Tujuan : · Dalam waktu 3x 24 klien mampu menyatakan kesadaran perasaan yang menimbulkan interaksi soaial yang buruk Kriteria hasil : · Terlibat dalam peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan hubungan interpersonal | |
Intervensi | Rasionalisasi |
Kaji hubungan keluarga dan perilaku soaial | Interaksi sosial terutama dipelajari asal keluarga. |
Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan persepsi masalah | Membantu mengidentifikasi dan memperjelas alasan untuk kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain |
Kaji penggunaan keterampilan koping pasien dan mekanisme pertahanan | Dapat mempunyai keterampilan koping yang akan berguna dalam proses mengatasi cemas.. |
Izinkan pasien untuk menyebutkan perilaku yang menyebakan ketidaknyamanan | Mengidentifikasi masalah khusus dan mengnjurkan tiindakan yang dapat diambil untuk mempengaruhi perubahan. |
Libatkan cara bermain peran baru untuk menerima perilaku teridentifikasi/situasi | Pelaksanaan perilaku ini memampukan individu untuk merasa nyaman dalam situasi aman. |
Diskusikan konsep diri negatif dan bicara sendiri | Mungkin mempengaruhi interaksi soaial positif. |
Kolaborasi : rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai indikasi | Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekaat untuk memberikan dukungan dan dorongan |
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan faktor biofisika/psikososial seperti pandangan pasien terhadap diri
Gangguan citra tubuh berhungan dengan faktor biofisika/psikososial seperti pandangan pasien terhadap diri. | |
Tujuan: · Setelah Di Lakukan Tidakan Keperawata 3 X 24 Jam Klien Menerima Perubahan Fisiologis Tubuhnya Kriteria Hasil: · Menyatakan gambaran diri lebih nyata. · Menunjukkan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealism. · Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri. · Mencari informasi dan secara aktif mengikuti penurunan berat badan dengan tepat. | |
Intervensi | Rasional |
Izinkan pasien mengingat pola koping sehubungan dengan makan dalam keluarga aslnya dan teliti bagaimana ini dapat mempengaruhi | Orang tua bertindak sebagai peran model untuk anak. |
Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu. Yakinkan untuk memberikan privasi selama aktivitas perawatan. | Pandangan mental termasuk ideal kita dan biasanya tidak terbaru. |
Pastikan bahwa orang terdekat mengetahui dan mengerti gejala setatus mental atau prilaku Berikan informasi tentang kelompok pendukung yang tersedia di masarakat | Dorongan keluarga dan klompok pendukung di masarakat dapat Mengungkapkan Pengertian Tentang penyakitnya. |
Tentukan huubungan riwayat dan kemungkinan penyalah gunaan seksual. | Dapat berperan terhadap isu ini tentang harga diri/pola koping |
Tingkatkan komunikasi terbuka menghindari kritik/penilaian tentang perilaku pasien. | Mendukung tanggung jawab pasien sendiri untuk lebih terbuka |
Tuliskan dan nyatakan dengan jelas tanggung jawab pasien dan perawat | Mendukung tanggung jawab pasien sendiri untuk meningkatkan rasa control dan menigkatkan keinginan untuk mendiskusikan kesulitan/menyusun ulang dan mengatasi masalah. |
4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentag prognosis penyakit, pertumbuhan sekunder
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prognosis penyakit, pertumbuhan sekunder yang terlalu cepat | |
Tujuan : · Dalam waktu 3x24 jam ansietas berkurang Kriteria hasil : · Pasien dapat mengungkapkan timgkat kecemasanya | |
Intervensi | Rasional |
Kaji tingkat ansietas | Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas |
Beri informasi mengenai penyakitnya dan penanganannya | Meningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas |
Dorong pasien mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai serangan penyakitnya. | Meningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat antietas dan perilaku |
Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan | pengetahuan pasien membantu mengurangi ansietas |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Precocious puberty didefinisikan sebagai perkembangan dari karakteristik seksual sekunder sebelum umur 8 tahun bagi anak perempuan dan 9 tahun bagi anak laki-laki. Penyakit ini sangat jarang ditemukan dan rasio antara anak laki-laki dan perempuan 10:1. Banyak sekali yang menyebabkan penyakit ini tapi yang paling sering adalah kelainan pada sistem saraf pusatnya yaitu pada bagian hipotalamus.
Patofisiologi dan patogenesis berbeda-beda untuk masing-masing etiologi tapi pada akhirnya akan mempercepat kematangan dari hormon androgen sehingga pubertas terjadi sangat dini. Hal ini dilihat dari manifestasi klinis seperti tanda-tanda pubertas primer dan sekunder tapi hanya saja muncul sangat dini, bisa pada anak di bawah 2 tahun. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis tergantung dari etiologi dan dilihat terlebih dahulu dari kapan mulainya gejala.
Tatalaksana untuk penyakit ini sangat kompleks dan berkembang setiap tahunnya dari obat-obatan untuk menekan hormon androgen sampai operasi untuk mengangkat tumor sebagai etiologi dari penyakit ini. Komplikasi dan prognosis tergantung dari etiologi penyakit.
3.2 Saran
Dari penulisan makalah dengan judul “asuhan keperwatan klien dengan gangguan pubertas”, maka dari ilmu yang telah didapatkan maka ada beberapa hal saran yang akan penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :
Salah satu cara untuk tetap sehat adalah untuk mendapatkan pemeriksaan fisik secara berkala. Ini memberikan kesempatan bagi anak untuk berbicara dengan bebas tentang tubuh dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Justin & Warne, Garry. 2006. Growth in Precocious Puberty. Indian Journal of Pediatrics, Volume 73 Department of Endocrinology and Diabetes Royal Children's Hospital; Murdoch Children’s Research Institute, Royal Children’s Hospital; and 3Department of Paediatrics, University of Melbourne, Parkville, Victoria, Australia. Accessed at 4th January 2011. Available from: http://medind.nic.in/icb/t06/i1/icbt06i1p81.pdf
Carel, J. & Leger, J. 2008. Precoccious puberty. The New England Journal of Medicine, 358; 22. Available from: http://www.medecine.ups-tlse.fr/desc/fichiers/Puberte%20precoce%20Nejmag%20carel%202008.pdf
Diamantopuolos, Stavros & Yong Bao.2007.Gynecomastia and Premature Thelarche;Aguide for Practitioners. Division of Pediatric Endocrinology, Department of Pediatrics, Miller School of Medicine, University of Miami,Miami. USA. Accessed on 4th January 2011. Available from: http://www.kuleuven.be/jgz/ggs/bestanden/gynecomastie%20en%20telarche_deschepper.pdf
Fahmy, JL, et.al. 2000. The Radiological Approach to Precocious Puberty. The British Journal of Radiology, 73; 560-567. Available from: http://bjr.birjournals.org/cgi/reprint/73/869/560.pdf
Kaneshiro, Neil, et al, 2009, Precocius Puberty, available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001168.htm, accessed on
January 4 2011
January 4 2011
Lee, Peter. 1994. Laboratory Monitoring of Children with Precocious Puberty. Arch Pediatr Adolesc Med, 148; 369-376. Available from: http://archpedi.ama-assn.org/cgi/reprint/148/4/369.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar